Cukup banyak individu modern yang percaya dengan mitos yang menyebut kalau saat di malam pertama seorang wanita mengeluarkan darah, itu tandanya dia masih perawan. Sebaliknya, jika tidak berdarah, dia sudah tidak perawan.
Psikolog Seksual, Zoya Amirin M.Psi menganggap orang-orang seperti itu sedang hidup di zaman Siti Nurbaya, bukan hidup di zaman modern. Mitos darah perawan ini muncul ketika `musim` para orangtua memaksa anak gadisnya untuk menikah dengan orang yang tak dicintainya di kala itu.
“Anda bisa bayangkan, baru bertemu dengan orang tersebut satu atau dua bulan lamanya, apalagi laki-laki tersebut terlalu tua dan tak ada rasa cinta, tapi Anda harus tidur serta melakukan hubungan seksual dengan laki-laki itu. Keterpaksaan inilah yang membuat mereka berdarah saat melakukan malam pertama,” kata Zoya kepada nuansanesia.com.
Setelah kejadian inilah muncul banyak rumor yang dipercaya hingga hari ini. “Bahkan di beberapa daerah, ada orangtua yang mengambil seprai putih yang digunakan saat malam pengantin, untuk menandai bahwa putri mereka masih perawan, dengan tanda darah,” kata Zoya.
Padahal menurut Zoya, bila di malam pertama seorang wanita berdarah, itu bukan tanda si wanita tidak lagi perawan, melainkan tanda bahwa si pria tidak jago (dalam hal seksual).
“Kalau perempuan berdarah, tanda Anda kurang lubrikasi, sehingga wanita tidak dapat menikmatinya,” kata Zoya.
“Jadi, dia perawan atau tidak, bisa saja terjadi pendarahan hanya karena dia tidak siap melakukan hubungan seksual atau tidak siap dipenetrasi oleh Anda sebagai pria.” kata Zoya menambahkan.
Sekali lagi dia menekankan, jika wanita berdarah saat berhubungan seksual di malam pertama, sebagai pria Anda dianggap kurang merangsang saat melakukan aktivitas ranjang tersebut.
Dengan kata lain, jika wanita berdarah di malam pertama, itu tandanya pria masih perawan