Nggak diragukan lagi kalo macet adalah makanan sehari-hari mereka yang tinggal di kota besar, apalagi kamu yang tinggal di Jakarta, Tiap hari kamu harus menghadapi pemandangan kendaraan bermotor yang mengular panjang dengan asap dan polusi yang tanpa kamu sadari bisa merusak kulitmu.
Menurut penelitian Kementrian tahun 2014, ternyata Jakarta Utara adalah kota paling berpolusi di Indonesia. Eit, nggak cuma Jakarta Utara, banyak kota besar lainnya di Indonesia yang tinggi akan polusi. Perlu kamu ketahui juga kalo di dalam polusi terkandung partikel microscopic berbahaya yang tidak kasat mata. Partikel tersebut akan mengendap pada kulitmu dan membuat kulitmu tampak kusam.
Selain polusi, polisi juga ada dimana-mana. Terkadang mereka membantu menguraikan kemacetan, membantu beberapa pengendara yang mengalami masalah pada kendaraannya, tapi yang bikin kesel adalah kalo mereka 'mencari-cari' kesalahan pengendara dan akhirnya menilang mereka tanpa dasar hukum yang jelas, kayak video pak polisi vs supir taksi yang viral beberapa hari kemarin.
Udah berapa banyak pengemis atau pengamen jalanan yang kalian temui memaksa agar diberi uang? Yang sering naik angkot juga pasti sering kan bertemu pengamen bertampang sangar dan meminta uang pada kalian? Akhirnya kita memberi bukan karena rasa iba, tapi karena takut. Udah panas-panas naik angkot, kena polusi, eh masih dipalak juga. Memang, perlu perjuangan untuk hidup di kota besar.
via metro.news.viva.co.id
Minta ini, demo. Minta itu, demo. Apa-apa di demo-in. Jalanan di blokir. Bakar-bakar ban di tengah jalan. Ngakunya mahasiswa, tapi kerjaannya malah menambah polusi di kota.Nggak ngerti sama apa maksud dan tujuan dari tingkah laku seperti itu. Kalo bisa bicara baik-baik lewat mediasi, kenapa harus menyusahkan orang lain sih? Setuju nggak?
via tribunnews.com
Trotoar yang notabenenya buat pejalan kaki aja tercemar juga, oleh mereka yang mungkin tak beretika, dengan arogan menaiki motornya nyelonong di trotoar begitu aja. Dan nggak cuma itu, terkadang ada mobil yang parkir di atas trotoar juga! Sedihnya lagi, selain kendaraan bermotor, warung-warung pun mengambil hak para pejalan kaki ini dengan seenaknya. Nggak heran kan kalo lebih banyak yang memilih untuk bepergian menggunakan kendaraan pribadi (walaupun dekat) daripada berjalan kaki.
Soal trotoar, demo atau pengemis dan pengamen, penyelesaiannya tak selalu ada di tangan kita. tentu butuh banyak pihak untuk menuntaskannya.